Apa Jenis Risiko Asuransi? Begini Cara Mengelola yang Tepat

JSMedia – Mungkin Anda sudah paham benar bahwa asuransi merupakan produk keuangan yang dapat memberikan perlindungan atas berbagai kerugian karena risiko. Dalam skema perlindungan asuransi, ternyata risiko asuransi ini tidak sebatas hal yang dapat memicu kerugian saja. Risiko diklasifikasikan menjadi beberapa macam yang kemudian penting untuk diketahui oleh para calon nasabah.

Apa Itu Risiko Asuransi?

Jenis Risiko Asuransi

Sebagai salah satu istilah umum, risiko memang dapat diartikan sebagai hal yang tidak menentu dan bisa dialami oleh siapapun. Risiko bisa semakin meningkat seiring subyek yang memang lebih intens berinteraksi dengan faktor tertentu. Sesuatu kondisi bisa dikatakan sebagai risiko apabila dapat memicu kerugian finansial, kerugian fisik dan mental serta terjadi di luar rencana.

Dalam beberapa bidang, adanya risiko sudah banyak diantisipasi melalui manajemen risiko. Pengelolaan risiko ini dilakukan melalui beberapa prosedur, meliputi identifikasi, evaluasi hingga tindakan pengendalian risiko. Menggunakan layanan asuransi, pun bisa dikatakan sebagai salah satu upaya dalam manajemen risiko.

Asuransi merupakan sistem perlindungan yang berhubungan dengan finansial atas hal yang tak terduga, misalnya kerusakan, kehilangan hingga kematian. Perlindungan finansial yang diberikan berupa ganti rugi ini disepakati antara perusahaan asuransi dan nasabah sejak awal kontrak. Dalam hal ini, risiko asuransi bisa dikatakan sebagai keadaan yang tak menentu, saat suatu hal yang tak diinginkan terjadi, hingga memicu kerugian.

7 Jenis Risiko Asuransi

Jenis Risiko Asuransi

Sebelum memutuskan untuk membeli suatu produk asuransi, penting bagi calon nasabah untuk memperhitungkan faktor risiko yang mereka miliki. Dan dengan mengenali jenis risiko yang ditanggung oleh asuransi, Anda sebagai calon nasabah pun dapat mempertimbangkan produk perlindungan dan manfaat yang bisa didapatkan dari suatu layanan asuransi secara maksimal.

Hal ini bertujuan agar Anda bisa mendapatkan manfaat perlindungan yang optimal dengan premi yang sesuai. Seperti yang diketahui bahwa satu-satunya risiko menggunakan asuransi adalah kehilangan dana yang dibayarkan sebagai premi karena salah memperhitungkan faktor risiko. Nah, berikut ini 7 jenis risiko yang bisa ditanggung oleh asuransi:

1. Risiko Murni (Pure Risk)

Jenis risiko pertama ini bisa dikatakan sebagai risiko mendasar, dimana apabila kondisi yang dimaksudkan terjadi, pasti memicu kerugian, namun jika tak terjadi, ia tidak menimbulkan kerugian maupun keuntungan. Risiko murni ini identik dengan kerugian yang pasti terjadi karena kebakaran, kecelakaan, bangkrut dan sebagainya.

2. Risiko Spekulatif (Speculative Risk)

Sebaliknya, risiko spekulatif ini memiliki 2 kemungkinan, misalnya ada kemungkinan keuntungan sekaligus ada pula risiko kerugian. Dalam hal ini apabila kondisi yang dimaksudkan terjadi, dapat memicu spekulasi tertentu. Misalnya pada saat melakukan investasi saham, dimana memiliki faktor spekulasi keuntungan dan ada pula risiko kerugian.

3. Risiko Khusus (Particular Risk)

Risiko ini lebih spesifik dimana ada risiko tertentu yang dampak dan penyebabnya hanya mempengaruhi seseorang baik itu secara kualitas maupun kuantitasnya. Contohnya, seorang pencuri yang kemudian memiliki risiko khusus, apabila ia melakukan pencurian maka risiko hanya akan mempengaruhi dirinya sendiri.

4. Risiko Fundamental (Fundamental Risk)

Kebalikan dari risiko khusus di atas, risiko jenis ini memiliki dampak yang lebih meluas. Dan tentu saja, hal yang dapat memicu risiko dengan dampak yang begitu besar semacam ini diantaranya adalah hal-hal seperti kebijakan dari pemerintah, terjadinya bencana alam dan sebagainya.

5. Risiko Individu (Individual Risk)

Meskipun menggunakan kata individu, nyatanya jenis risiko ini bisa dikatakan memiliki cakupan yang cukup luas. Risiko jenis ini meliputi berbagai kemungkinan yang terjadi dalam kehidupan dan dapat mempengaruhi kapasitas keuangan individu, baik itu dari segi harta maupun risiko tanggung jawab.

Risiko Individu ini terbagi ke dalam beberapa kelompok, yaitu personal risk, property risk dan liability risk. Risiko individu personal risk identik dengan pengaruh dari suatu kondisi yang secara langsung dapat berdampak pada finansial seseorang, misalnya kehilangan pekerjaan, cacat fisik, meninggal dunia dan sebagainya.

6. Risiko Harta (Property Risk)

Jenis risiko ini berhubungan dengan kepemilikan atas suatu benda yang dikarenakan oleh pencurian, kehilangan maupun kerusakan. Dalam skema risiko harta ada 2 jenis kerugian, yaitu direct losses (kerugian secara langsung) dan consequential losses (kerugian tak langsung).

7. Risiko Tanggung Gugat (Liability Risk)

Risiko tanggung-jawab adalah risiko yang membuat seseorang yang melakukan suatu kesalahan harus menanggung kerugian yang dialami orang lain. Misalnya pada saat seseorang terlibat kecelakaan menabrak orang lain, maka ia harus memberikan ganti rugi atas kerusakan kendaraan dan kerugian lain yang dialami orang lain tersebut.

Kerugian yang diakibatkan oleh risiko di atas bisa diminimalisir oleh produk yang ditawarkan perusahaan asuransi. Misalnya, asuransi kesehatan yang menanggung objek risiko berupa biaya kesehatan sebagai solusi atas risiko murni, risiko khusus maupun risiko individu. Atau asuransi properti yang menjadi solusi atas risiko individual, risiko harta, risiko murni, risiko khusus, risiko hingga risiko tanggung gugat.

Cara Mengelola Risiko dalam Asuransi

Jenis Risiko Asuransi

Jadi dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya tidak ada orang yang ingin mengalami risiko. Namun demikian, risiko menjadi hal yang pasti dan harus dihadapi oleh siapapun dalam menjalani aktifitasnya sehari-hari. Salah satu cara untuk menekan peluang terjadinya risiko tersebut adalah dengan menerapkan pengelolaan risiko, atau dikenal juga sebagai manajemen risiko.

Manajemen risiko bisa dikatakan sebagai proses melacak dan mengendalikan risiko agar tidak sampai membahayakan. Manajemen risiko dilakukan melalui proses yang meliputi identifikasi, analisis hingga pengendalian risiko secara ekonomis, atas berbagai risiko yang dapat mengancam kapasitas maupun aset dalam mencapai hasil tertentu.

Dalam menerapkan menejemen risiko, seseorang perlu mengidentifikasi apa saja faktor risiko terlebih dahulu, kemudian mengukur skala prioritasnya. Tindakan pengendalian risiko usaha dilakukan menggunakan prinsip ekonomis, meskipun tak hanya mencakup risiko pada aset, namun juga manusia. Penerapan manajemen risiko ini bisa diterapkan pada berbagai ruang lingkup, mulai dari individu, perusahaan maupun lembaga.

Penerapan manajemen risiko dalam skala kecil, yaitu pada lingkup personal, sudah seharusnya dilaksanakan. Hal ini untuk menekan terjadinya faktor risiko seperti kecelakaan kendaraan, sakit flu, atau bahkan rumah kebobolan. Ya, berbagai risiko tersebut dapat dikelola apabila orang tersebut berhati-hati mengemudi, sedia payung saat musim hujan, dan mengunci pintu dan jendela rumah.

Sebagai bagian dari manajemen risiko, asuransi dapat bertindak sebagai bagian terakhir dengan memberikan perlindungan finansial. Namun tentu saja, layanan perlindungan tersebut tidak bisa secara sembarang diberikan. Perusahaan asuransi juga menerapkan pengelolaan risiko yang dihadapi oleh para nasabahnya.

Berikut ini manajemen risiko asuransi yang perlu mendapat perhatian Anda

1. Menghindari risiko

Pada kasus tertentu, suatu risiko memang bersifat tak terhindarkan. Misalnya, saat suatu perusahaan tidak ingin operasionalnya terhenti karena pandemi, maka mereka menerapkan skema kerja dari rumah. Hal ini dilakukan perusahaan agar karyawannya dapat terhindar dari risiko tertular dan menularkan penyakit yang mengancam operasional perusahaan.

2. Pengendalian Risiko

Berikutnya, risiko juga bisa coba dikendalikan dengan beberapa upaya tertentu agar probabilitasnya menjadi lebih kecil. Dengan begitu, potensi bahaya yang merugikan dapat ditekan semaksimal mungkin. Misalnya dengan menggunakan peralatan dan bahan yang lebih aman untuk menekan risiko terjadinya kecelakaan kerja di pabrik.

3. Penundaan Risiko

Menunda juga menjadi salah satu upaya manajemen risiko. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk meminimalkan peluang terjadinya kerugian. Misalnya, menunda melakukan perjalanan ke luar negeri karena situasi keamanan di negara tujuan yang sedang tidak kondusif.

4. Pengalihan Risiko

Upaya berikutnya dalam manajemen risiko adalah dengan cara mengalihkannya kepada pihak lainnya yang lebih berkompeten. Langkah ini biasanya dilakukan dengan membeli produk asuransi sesuai dengan kriteria risiko yang dihadapi. Misalnya, membeli asuransi kesehatan untuk mendapatkan perlindungan berupa biaya perawatan dan pengobatan penyakit tertentu.

Kesimpulan

Manajemen risiko asuransi bisa dikatakan sebagai langkah terakhir yang memberikan jaring perlindungan terpercaya atas berbagai risiko. Ya, setiap orang memang selalu memiliki risiko tak terduga maisng-masing, namun demikian, setiap risiko tersebut masih bisa diantisipasi bukan? Dengan memahami jenis risiko asuransi dan memilih produk asuransi yang tepat, Anda bisa mendapatkan manfaat perlindungan yang optimal dengan biaya premi yang sesuai.