Manfaat Asuransi Pertanian, Lengkap dengan Cara Beli

JSMedia – Dampak perubahan iklim belakangan ini seakan membuat cuaca di Indonesia seakan tak menentu. Musim kemarau dan musim penghujan cenderung lebih sulit diprediksi dan seakan tak lagi bersahabat bagi para petani di Indonesia. Untuk itu, asuransi pertanian pun bisa menjadi salah satu cara untuk meminimalisir kerugian akibat cuaca buruk yang memicu panen yang kurang optimal.

Arti Asuransi Pertanian  

Asuransi Pertanian

Seperti yang diketahui bahwa petani di Indonesia memiliki berbagai tantangan yang seakan tak pernah berhenti mengancam. Ya, ada banyak hal yang bisa membuat hasil pertanian jadi kurang maksimal, mulai dari kemarau berkepanjangan, hujan yang tak menentu, kebanjiran, bencana tanah longsor, serangan wabah atau hama terhadap tanaman pertanian. Asuransi pertanian, sejatinya bisa menjadi opsi yang bisa dimanfaatkan untuk melindungi keuangan para petani dari risiko-risiko force majeure tersebut.

Sayangnya, masih banyak petani kita yang justru memilih cara lain yang sangat merugikan. Kurangnya pengetahuan akan adanya asuransi pertanian ini membuat petani rela merugi hasil panennya dibeli murah oleh para tengkulak. Ini karena petani harus meminjam uang pada mereka demi memulihkan kondisi gagal panen sebelumnya.

Pemerintah sepertinya menyadari kondisi berulang semacam ini dengan menerbitkan Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 40/Permentan/SR.230/7/201 demi melindungi hasil usaha tani. Pemerintah memfasilitasi para petani yang ingin mendapatkan perlindungan finansial atas risiko yang menyebabkan gagal panen. Yaitu, melalui asuransi pertanian.

Asuransi pertanian merupakan layanan perlindungan keuangan dari berbagai risiko kerugian di bidang pertanian, peternakan dan perikanan. Dengan kata lain, meskipun bernama asuransi pertanian, perlindungan juga diberikan untuk usaha peternakan dan penangkapan ikan. Manfaat perlindungan yang diberikan yaitu berupa ganti rugi karena gagal panen atau penyebab lainnya.

Dengan adanya fasilitas dari pemerintah ini, para petani diharapkan tak perlu lagi meminjam uang kepada para tengkulak atau bahkan rentenir setelah mengalami gagal panen. Pada saat petani mengalami kerugian karena usaha mereka merugi, pemerintah akan mengganti biaya kerugian melalui asuransi pertanian. Dengan kata lain, pemerintah akan mengganti modal sehingga kegiatan bertani, beternak atau menangkap ikan bisa berlanjut.

4 Jenis Asuransi Pertanian

Asuransi Pertanian

Meskipun terkesan sederhana, nyatanya asuransi pertanian ditawarkan dalam beberapa jenis yang bisa dipilih oleh para petani sebagai nasabah. Ya, jenis asuransi ini dikategorikan berdasarkan mekanisme dan objek pertanggungan. Berikut penjelasan tentang jenis asuransi pertanian:

Berdasarkan mekanismenya, asuransi pertanian dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:

1. Asuransi Pertanian Swadaya

Jenis asuransi pertanian ini bisa didapatkan dengan cara petani yang membayar sendiri (swadaya) tanpa ada bantuan dari pihak lain. Namun demikian, jenis asuransi ini juga bisa didapatkan petani dengan bantuan suatu perusahaan (mitra) dengan skema pembagian keuntungan sesuai kesepakatan di antara kedua belah pihak.

2. Asuransi Pertanian Subsidi Pemerintah

Asuransi ini bisa didapatkan petani dengan bantuan berupa subsidi dari pemerintah untuk pembayaran preminya. Petani yang memenuhi persyaratan bisa mengajukan kepesertaan asuransi ini melalui kelompok tani dimana mereka bergabung. Persyaratan yang harus dipenuhi antara lain:

  • Bagi petani yang tidak memiliki lahan pribadi, maka lahan harus berupa lahan garapan yang luasnya tak lebih dari 2 hektar
  • Bagi petani yang memiliki lahan pribadi, maka pengerjaan pertaniannya tidak boleh sampai melebihi 2 hektar
  • Petani, yang merupakan petani hortikultura, kebun maupun ternak berskala kecil
  • Petani tergabung dalam kelompok tani yang aktif
  • Petani yang masuk bidang pertanian pangan berkelanjutan lebih diutamakan
  • Sanggup melaksanakan pertanian, atau peternakan, secara sungguh-sungguh pasca mendapatkan subsidi premi

Sementara berdasarkan objek pertanggungan, asuransi pertanian dibedakan menjadi 2 jenis pula, yaitu:

3. Asuransi untuk Tanaman

Layanan asuransi yang memberikan perlindungan atas bermacam risiko yang terjadi pada jenis tanaman pangan, hortikultura maupun perkebunan.

4. Asuransi untuk Ternak

Layanan asuransi yang memberikan perlindungan atas usaha ternak, baik itu ternak non-ruminansia maupun monogastrik/ pseudoruminant.

4 Manfaat Utama Asuransi Pertanian

Asuransi Pertanian

Dari penjelasan tentang definisi asuransi pertanian di atas, maka ada beberapa manfaat yang dapat dirasakan oleh petani yang menggunakannya, terlepas dari apapun jenis asuransi pertanian yang dipilih. Manfaat asuransi pertanian tersebut bisa dijelaskan antara lain:

1. Perlindungan dari Kegagalan Pertanian

Jelas, bahwa manfaat utama dari asuransi ini adalah agar petani bisa mendapatkan perlindungan keuangan terhadap bermacam risiko yang bisa saja terjadi pada pertanian. Ya, ada berbagai risiko kegagalan pertanian yang bisa berujung pada gagal panen dengan kerugian signifikan. Saat mengalami gagal panen, misalnya, maka modal yang hilang untuk pertanian yang gagal tersebut akan diganti oleh asuransi. Dengan demikian, petani pun bisa segera mulai bertani kembali.

2. Mendapatkan Modal Kembali dari Ganti Rugi Asuransi

Modal yang dibutuhkan petani maupun peternak memang bisa sangat besar tergantung skala pertanian dan peternakan mereka. Oleh karena itu, saat terjadi gagal panen, tak sedikit petani yang harus memutar otak untuk mendapatkan modal kembali. Nilai pertangguungan dari asuransi pertanian ini cukup besar sehingga dapat dijadikan modal untuk memulai lagi pertanian atau peternakan.

3. Pembayaran Premi Bersubsidi

Bagi sebagian orang, menggunakan asuransi mungkin masih identik dengan anggapan tentang pemborosan. Padahal, pengeluaran untuk premi ini bisa dianggarkan agar tak banyak membebani keuangan petani sendiri. Oleh karena itu, jumlah petani modern yang mulai menggunakan asuransi pertanian ini pun semakin banyak karena pengelolaan keuangan yang memang sidah lebih baik.

Namun demikian, petani yang merasa keberatan dengan besaran biaya premi juga bisa mengajukan subsidi melalui kelompok tani. Dengan demikian, besaran premi dapat dikurangi dengan adanya bantuan dari pemerintah. Pembayaran premi asuransi pertanian juga melibatkan Direktorat Jenderal, Dinas Provinsi dan Dinas Kabupaten/ Kota untuk layanan yang lebih mudah bagi petani.

4. Proses Pendaftaran yang Mudah

Berbeda dengan saat Anda membeli produk asuransi lain pada umumnya, mendaftar asuransi pertanian terbilang jauh lebih mudah. Dalam hal ini, para petani akan didata oleh Dinas setempat lalu tersimpan di database milik Pemerintah Kabupaten atau Pemerintah Kota. Database tersebut kemudian dapat diakses oleh Pemerintah Provinsi untuk kemudian diperiksa Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal. Selama proses pendaftaran, petani akan didampingi tim dari Dinas setempat.

Cara Beli dan Cara Klaim Asuransi Pertanian

Asuransi Pertanian

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, asuransi pertanian ini bisa dikatakan sebagai salah satu jenis asuransi yang istimewa, berbeda dari produk asuransi lain pada umumnya. Pendaftaran dan pembelian asuransi ini bisa dikatakan lebih mudah karena memang sudah dirancang sedemikian rupa oleh pemerintah agar mudah diakses oleh petani di manapun berada.

Untuk membeli asuransi pertanian, langkah-langkah yang perlu ditempuh petani adalah

  1. Petani mengikuti pendataan oleh Dinas Kabupaten atau Kota di wilayah mereka. Data tersebut kemudian dikirim ke Kementerian Pertanian
  2. Petani kemudian mengisi formulir pengajuan pendaftaran asuransi pertanian. Selanjutnya formulir tersebut perlu mendapat verifikasi dari pihak pemerintah
  3. Apabila verifikasi data berhasil, maka pemerintah akan mempertemukan petani dengan perusahaan penyedia asuransi pertanian
  4. Bersama-sama, pemerintah akan menggelar sosialisasi terkait pembayaran premi dan pemilihan risiko asuransi pertanian
  5. Petani kemudian menerima polis asuransi pertanian mereka serta mendapat skema perhitungan premi dan skema pembayaran

Apabila polis asuransi pertanian dinyatakan sudah aktif, maka petani bisa mengajukan klaim pada saat mengalami kerugian. Asuransi pertanian ini juga akan menyertakan produk perlindungan asuransi jiwa bagi petani yang menjadi pesertanya.

Setelah menerima polis, petani bisa mempelajari apa saja risiko yang ditanggung oleh asuransi pertanian. Selain itu, masih ada beberapa hal yang juga perlu mendapat perhatian sebelum mengajukan hak klaim asuransi pertanian, yaitu:

  • Petani wajib mendaftarkan sawah yang ingin diasuransikan kepada ketua kelompok tani yang ditunjuk Dinas. Pendaftaran ini harus dilakukan sebelum memasuki musim tanam.
  • Petani juga harus memperhatikan kewajibannya untuk membayar premi secara rutin untuk memastikan polis asuransi pertanian selalu dalam kondisi aktif.
  • Klaim hanya berlaku untuk tanaman pertanian usia 10 hari tanam, atau usia 30 hari khsusu padi gogo rancah dan tanam benih langsung.
  • Ada tingkat kerusakan minimal tertentu agar ganti rugi bisa diberikan, biasanya risiko kerugian atau kerusakan terhadap tanaman pertanian yang harus tercapai setidaknya adalah 75% atau lebih. Kurang dari tingkat kerusakan minimal ini, biasanya klaim akan ditolak.

Cara mengajukan klaim dapat dilakukan melalui prosedur berikut ini:

  1. Petani mengajukan klaim kepada perusahaan penyedia asuransi pertanian, melalui petugas pertanian (mantri, penyuluh atau pengamat)
  2. Tim akan melakukan identifikasi dan verifikasi terhadap klaim yang diajukan oleh petani
  3. Apabila klaim disetujui, maka petani bisa mendapatkan manfaat pertanggungan dengan nilai sesuai kesepakatan

Kesimpulan

Sesederhana itulah prosedur pengajuan klaim untuk asuransi pertanian. Ya, layanan jenis asuransi ini memang sengaja dimudahkan dan dibantu agar lebih mudah disosialisasikan kepada para petani. Dengan demikian, akan ada lebih banyak petani yang bisa mendapatkan perlindungan keuangan yang benar-benar bersahabat bagi mereka.